Friday 4 December 2015

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening dan Kepala

PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH BENING

Pada pemeriksaan getah bening yang diperiksa dan dilaporkan adalah :

  • Di daerah kepala :
    • Preaurikularis
    • Aurikularis posterior
    • Oksipitalis
    • Submentalis
  • Di daerah leher :
    • Anterior, media, posterior
    • Superior, inferior
  • Di daerah dada :
    • Supraklavikularis
    • Aksilaris
  • Di lengan :
    • Epitroklearis
  • Di tungkai :
    • Inguinal medialis dan lateralis
    • Poplitea

                                   


Pada keadaan sehat, kecuali kelenjar getah bening inguinal, biasanya kelenjar getah bening lain tidak teraba, kelenjar getah bening yang normal konsistensinya lunak, mudah digerakkan dari kulit di atas maupun dari dasarnya, suhu normal, permukaannya licin dan tidak nyeri tekan. jadi bila teraba, deskripsikan ukurannya (tiga dimensi), konsistensinya, permukaannya, keadaan kulit diatasnya (melekat erat atau tidak), dasarnya (tempat perlekatannya apakah kelenjar getah bening di atasnya mudah digerakkan atau tidak), suhu, nyeri tekan atau tidak.

                       


Pembesaran kelenjar getah bening abnormal dapat terjadi sebagai akibat penjalaran dari infeksi regional (konsistensi kelenjar getah bening yang terkena akan teraba kenyal atau lunak, ukuran tidak terlalu besar dan nyeri), atau akibat metastasis dari neoplasma ganas yang menyebabkan kelenjar getah bening tersebut konsisteninya keras seperti batu tetapi tidak nyeri. pembesaran yang ukurannya termasuk besar dijumpai pada penyakit hodgkin atau limfoma.

                    


Pembesaran kelenjar getah bening yang menyeluruh atau merata pada seluruh tubuh terdapat misalnya pada infeksi virus, juga pada leukemia, penyakit hodgkin. pada sklofuloderma, pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening di leher kemudian menyatu membentuk cluster, konsistensi lunak, mungkin akan terbentuk fistel pada kulit di atasnya yang mengeluarkan cairan kekuningan. bila fistel sembuh akan terjadi sikatrik yang bentuknya seperti bintang (tidak teratur).

                        



PEMERIKSAAN KEPALA

Kepala normal mempunyai ukuran yang sama dengan rata-rata populasi manusia dan bentuknya bulat. kepala yang besar abnormal (makrosefali) misalnya terdapat pada hidrosefalus (dengan sutura lebar, orbita seolah tampak tenggelam, dan tampak matanya menunjukkan the setting sun sign).

                           
               
Pada penyakit paget disertai pembesaran pembuluh-pembuluh darah dan deformitas kepala. pada sifilis kongenital (ada benjolan atau penebalan simetris pada dahi yang disebut parrot"s node). pada penyakit rikets kepala berbentuk kotak.

Kepala yang keicl (mikrosefali atau anensefali), bisa terjadi karena kelainan kongenital. deformitas kepala selain dijumpai pada penyakit paget, juga pada tumor, trauma atau pada bayi yang tidur hanya pada satu sisi terus menerus.

Pada sinusitis, mastoiditis, terdapat nyeri ketuk pada daerah sinus atau mastoid yang terkena.

a. Wajah

Periksa dan laporkan ekspresi, warna dan bentuk
  • Ekspresi wajah, dapat menunjukkan watak dan emosi atau beratnya keadaan sakit
  • Warna muka : pucat, ikterik, kemerahan, sianosis
  • Pada dehidrasi berat : Facies hipoccrates
  • Pada lepra : bentuk wajah seperti wajah seekor singa (Facies leonina)
  • Pada hipertrofi tonsil dan adenoid : terdapat facies adenoid (tampak seperti bodoh, lubang hidung besar, mulut selalu terbuka)
  • Pada skleroderma : wajah seperti wajah seekor burung
  • Pada penyakit parkinson : wajah seperti memakai topeng, tidak bermimik (mask face)
  • Pada hipertiroidisme : wajah seperti waspada berlebihan (hyper alert)
  • Pada miksedema, wajah seperti mengantuk
  • Pada Sindrom cushing, wajah bulat seperti bulan purnama (moon face)
  • Wajah asimetris karena pasresis atau paralisis nervus VII pada satu sisi
  • Wajah toksik, dijumpai pada penderita penyakit berat seperti demam tifoid berat.

b. Rambut

Periksa dan laporkan tentang warna, kekeringan, kerontokan, alopesia (kebotakan), kelebatan, distribusi rambut

Perubahan warna rambut terjadi pada malnutrisi atau kwashiorkor yang menjadi pirang seperti rambut jagung atau belang-belang seperti bendera (flag sign) kering, mudah rontok hingga menjadi tipis, tidak berkilat, bila tadinya keriting menjadi lurus.

Uban yang timbul di usia muda mungkin karena, keturunan, anemia pernisiosa, penyakit simmond atau karena trauma emosional hebat.

Rambut yang mudah rontok atau mudah dicabut terdapat pada DM, hipertiroidisme. pada sifilis menjadi botak terutama di bagian belakang dan bagian sisi seperti dimakan ngengat (moth eaten appearance), alopesia juga terdapat pada demam tifoid, miksedema atau karena penyakit jamur pada rambut atau kulit kepala.


c. Mata

Periksa dan laporkan alis alis mata, kelopak mata, bola mata, konjungtiva, sklera, kornea, iris, pupil, lensa

Alis mata (supersilia) menipis terutama di bagian sisi, terdapat pada orang tua atau pada miksedema. pada lepra alis dan bulu mata rontok sama sekali, disebut madarosis. bulu mata yang panjang-panjang terdapat pada penyakit TBC atau pada malnutrisi.

Xanthelasama yaitu bercak kekuningan, menonjol, terdapat pada kelopak mata terutama di bagian medial dikaitkan dengan kadar kolesterol darah yang tinggi.

                 


Kelopak mata ptosis, terdapat pada kelumpuhan nervus III, miastenia gravis atau sindrom horner (terdiri dari ptosis, miosis dan enoftalmus). edema kelopak mata terdapat pada orang yang habis menangis, pilek berat, sinusitis, radang mata (konjungtivitis, iritis, iridosiklitis), glaukoma, penyakit cacing (trikinosis), alergi, pada hipertiroidisme (tanda dari enroth) dan pada trombosis sinus kavernosus. pada glomerulonefritis, sindrom nefrotik, edema kelopak mata terutama tampak pada waktu bangun tidur pagi-pagi.

                     


Pada fraktura basis os kranii timbul hematoma di sekitar mata hingga seolah memakai kaca mata (hematoma kaca mata).

Jarak yang jauh antara kedua bola mata disebut hipertelorismus, terdapat pada sindroma down.

Bola mata yang menonjol disebut enoftalmus atau proptosis, bila unilateral (hanya sebelah), kemungkinan disebabkan oleh karena adanya tumor, perdarahan atau mengikokel. bila bilateral kemungkinan karena trombosis sinus kavernosus atau penyakit graves.

Pada penyakit graves, selain eksoftalmus dan tanda enroth, juga dapat dijumpai :

  • Tanda Dalrymple, berupa retraksi kelopak mata atas
  • Tanda Stellwag, berupa mata jarang berkedip
  • Tanda Von Graefe, yaitu bila mata melirik ke bawah, kelopak mata atas tertinggal (Lid lag)
  • Tanda Moebius, yaitu ketidakmampuan bola mata untuk berkonvergensi pada sebuah objek yang diletakkan di sepan hidung
  • Tanda Joffroy, yaitu tidak ada kerutan di dahi pada waktu melirik ke atas
  • Tanda Rosenbach, yaitu kelopak mata tidak dapat menutup dnegan sempurna, bergetar
  • Tanda Riesman, yaitu bila mata yang tertutup dan dengar dengan stetoskop, terdengar bising dari pembuluh darah (arterial bruit)
Pada kelumpuhan otot-otot bola mata, mata tidak dapat melirik (kepala ditahan oleh pemeriksa, mata pasien diminta mengikuti jari pemeriksa), terdapat misalnya pada DM lama.

Tekanan dalam bola mata (tekanan intraokular) secara kasar diperiksa dengan menekan dua jari pada bola mata yang tertutup dan melirik ke bawah.

Tekanan tinggi (terasa keras) terdapat pada glaukoma dan hipoglikemia.

Tekanan bola mata rendah (terasa lembek pada pemeriksaan) dapat dijumpai paa hiperglikemia.

Konjungtiva palpebra anterior tampak pucat pada anemia.

Konjungtiva tampak merah dan berair pada radang konjungtiva (konjungtivitis).

Tampak adanya ptekie atau purpura pada endokarditis bakterialis.

Pada konjungtiva bulbi mungkin terdapat pterygium (penebalan konjungtiva bulbi, berupa segitiga yang puncaknya dapat mencakup sampai pada kornea, yang biasanya terdapat pada bagian nasal mata, disebabkan oleh seringnya mengalami iritasi). pannuss (neovaskularisasi dan infiltrasi di konjungtiva bulbi, terdapat pada trakoma), phlycten (benjolan putih kekuningan dikelilingi zona merah, mungkin reaksi alergi terhadap protein kuman Mycobacterium tuberculosis atau cacing).

Pada defisiensi vitamin A, konjungtiva bulbi mengering (xerosis), berkeriput seperti buih sabun yang bila menonjol disebut bercak Bitot.
                            


Pada keadaan ikterus, sklera berwarna kuning merata. pada orang tua, kekuningan akibat hiperpigmentasi berupa bercak-bercak kuning tidak merata. pada penyakit osteogenesis imperfecta sklera berwarna kebiru-biruan.

Cincin atau setengah lingkaran berwarna putih keruh agak di sebelah medial daripada limbus (batas) kornea disebut anulus atau arkus senilis karena sering terdapat pada orang-orang tua terutama yang berkulit berwarna. bila anulus atau arkus itu berwarna hijau kecoklatan atau merah atau kuning kehijauan, disebut cincin kayser-fleisscher, yang dijumpai pada penderita penyakit Wilson (degenerasi hepatolentikular).

              

Refleks kornea merupakan tes bagi N. V, yang bila utuh dengan menyentuh kornea dengan ujung kapas, kelopak mata segera terpejam.

Pada DM lanjut kadang-kadang dijumpai rubeosis iridis, kongesti pembuluh darah iris sehingga iris tampak merah dan bengkak.

Pupil mata normal bentuknya bulat, regular (tepinya rata) dan isokor (diameter pupil kiri dan kanan sama), Midriasis ialah pupil yang melebar, misalnya bila berada di tempat gelap, atau diberi tetes atropin atau adrenalin, pada kerusakan nervus III atau pada orang yang menderita koma berat atau orang yang telah meninggal. miosis adalah pupil yang berkontraksi hingga menjadi kecil, misalnya bila mata disinari cahaya atau pada orang morfinis (pintpoint pupil).

            

Penyinaran pada pupil yang satu akan mengakibatkan pupil satunya lagi akan ikut mengecil. refleks ini disebut refleks cahaya tak langsung atau refleks konsensual. pupil juga akan mengecil bila mata berkonvergensi dan berakomodasi (tes dengan menyuruh pasien melihat dengan kedua mata ujung jari dokter pada jarak kira-kira setengah meter di depan hidung pasien kemudian digerakkan secara perlahan-lahan mendekati ujung hidung pasien).
Lensa mata tampak keruh pada katarak misalnya yang terjadi pada orang tua (katarak senilis) atau pada DM, hipoparatiroidisme, tetapi dapat juga sejak lahir karena saat dia dalam kandungan ibunya menderita rubela, atau terjadi karena mata sering terkena panas, sinar ultraviolet atau sinar x.
Selain katarak, DM dapat menyebabkan rubeosis iridis, retinopati (retinopati diabetika), paresis otot-otot ekstrinsik bola mata, hordeolu, blefaritis, gangguan refraksi yang bersifat progresif.


d. Telinga

Periksa dan laporkan : daun telinga, daerah di skeitar telinga, liang telinga dan membrana timpani

             

Daun telinga seorang kretin relatif besar.

Tofi ialah benjolan (nodul) keras, putih kekuningan, merupakan deposit asam urat, biasanya terdapat pada daun telinga penderita gout.

Pada tetani terdapat tanda Chvostek, yaitu bila daerah pipi tepat di depan daun telinga diketuk dengan satu jari, akan meyebabkan kontraksi atau spasme otot-otot muka pada sisi tersebut.

e. Hidung

Periksa dan laporkan : bentuk dan ukuran, liang hidung dan mukosa

Pada sifilis, bentuk hidung seperti pelana-saddle nose

Cairan yang keluar dari liang hidung dapat berupa lendir atau darah (epistaksis)

Lendir pada sinusitis banyak, kental, berbau, keruh ada nyeri tekan atau ketuk pada daerah sinus.

Epistaksis mungkin disebabkan peradangan, neoplasma, trauma, benda asing, penyakit perdarahan, difteri, DHF, hi[ertensi, lepra, demam tifoid dan lain-lain. 


Mengidentifikasi gejala nasal
Gejala
Penyebab yang mungkin
Epistaksis






Pelebaran lubang hidung







Tersumbat dan sekret
·    Disebut juga mimisan






·   Liang hidung berdilatasi selama inspirasi
·   Dapat merupakan hal yamg normal selama pernapasan tenang, tetapi dilatasi lubang hidung yang sangat jelas adalah abnormal

·   Mukosa hidung membengkak disertai hipersekresi
·     Kelainan pembekuan
·     Trauma
·     Kelainan hematologik lainnya
·     Kelainan ginjal
·     Sesak napas

·    Sesak napas






           
            ·    Flu
            ·    Sinusitis
            ·    Trauma
            ·    Alergi
            ·    Pajanan terhadap iritan
            ·    Deviasi septum


Mukosa hidung merah, bengkak, pada peradangan, pada alergi tampak pucat.


e. Bibir

Periksa dan laorkan bentuk, warna dan adanya kelainan.
  • Labioschizis adalah bibir yang terbelah, biasanya kongenital
  • Bibir bengkak mungkin karena trauma, edema angioneurotik, alergi.
  • Bibir kering terdapat pada dehidrasi, DM, demam.
  • Bibir pucat terdapat pada syok, anemia.
  • Sianotik pada dekompensasio kordis, kelainan jantung kongenital, pneumonia atau bronkopneumonia, asma bronkiale, kedinginan.
  • Pada daerah bibir mungkin dijumpai herpes labialis yaitu vesikel kecil-kecil sebesar ujung jarum pentul berkelompok, cepat memecah dan meninggalkan krusta. dapat dijumpai pada penderita dengan demam dan daya tahan tubuh menurun seperti pada penderita malaria, pneumonia dan infeksi virus.
                                    
  • Pada defisiensi vitamin B2 (ariboflafinosis) mungkin dijumpai keilosis, yaitu lecet-lecet (Deskuamasi) pada sudut mulut, yang bila meradang atau terkena infeksi misalnya oleh kandida disebut perleche.
                                           
  • Pada sifilis kongenital pada sudut mulut mungkin terdapat Rhagades yaitu parut-parut kecil, linear seperti lipatan-lipatan
  • Bibir jarang menderita neoplasma

f. Bibir dan gusi

Periksa dan laporkan kebersihan (higiene) oral, jumlah dan kelainan pada gigi, warna mukosa dan pembengkakan gusi.

Pada DM sering terdapat pyorrhea alveolaris (retraksi gusi, adanya pocket dengan pus berbau di dalamnya), gigi longgar atau goyang, banyak karies (lubang) atau karang gigi (kalkulus). pada hipopituitarisme, letak antara gigi agak berjauhan (gigi jarang).

Karies dentis sering terdapat pada orang yang kekurangan unsur fluor. tetapi pada orang yang Fluor (F) nya berlebihan misalnya dalam air minumnya >1,5 ppm, akan terjadi mottled enamel pada giginya (ada bintik-bintik pada gigi, berwarna kuning kecoklatan).

                      



Warna mukosa gigi yang sehat adalah merah jambu (pink). ginggivitis menyebabkan warnanya menjadi merah disertai pembengkakan, mudah berdarah dan terasa nyeri.

Pada keracunan kronik unsur Pb (timah hitam atau lead), terdapat lead line yaitu titik-titik halus berwarna biru kehitaman membentuk garis sedikit di bawah batas antara gigi dengan gusi. garis ini juga mungkin timbul pada keracunan bismut tetapi dengan bercak-bercak kehitaman pada lidah atau mukosa mulut.

Pada skorbut (defisiensi vitamin C), gusi bengkak mudah berdarah, nyeri, pada perabaan serasa seperti spon, gigi longgar,

Pada penderita epilepsi yang diberikan pengobatan dilantin (difenilhidantoin), gusi bengkak, kenyal, karena hiperplasia.

Pada leukemia, gusi bengkak, mudah luka, nekrotis, mudah berdarah, pada gusi mungkin juga dijumpai tumor (fibroma), misalnya pada wanita hamil.

g. Lidah

Periksa dan laporkan ukuran dan bentuk, warna dan adanya kelainan

Pada kretin, miksedema, akromegali, lidah relatif besar hingga menonjol ke luar, tanpa rasa nyeri.

Pada dehidrasi, lidah mengecil, kering, keriput. pada DM lidah kering, merah, terasa seperti terbakar, sering disertai bercak keputihn seperti bekas susu karena kandidiasis.

Lidah kering, kotor, umumnya terdapat pada penderita dengan demam tifoid, lidah kering, kotor, putih kelabu dengan pinggiran merah, disebut coated tongue.

Pada scarlet fever, lidah merah dnegan papil besar-besar sehingga menyerupai buah raspberry, disebut Raspberry tongue atau Strawberry tongue.
                 
                                  


Pada defisiensi vitamin B2 dan pada polisitemia rubra vera, warna lidah merah magenta. pada anemia pernisiosa, lidah pucat, licin, megkilat. pada pelagra, lidah merah, bengkak, licin.

Pasien neurosis, pada lidah terdapat gambaran seperti peta Geographical tongue yang dapat berubah-ubah. jika seperti kerut-kerut skrotum (scrotal tongue), mungkin menderita defisiensi vitamin B.
                    

                                         
Pada penyakit addison, lidah kecil dengan bercak-bercak datar berbentuk bulat atau oval berwarna coklat kehitaman. bercak-bercak seperti itu yang tersebar di mukosa mulut dan di sekitar bibir terdapat pada sindrom Peutz-Jegher. pada AIDS, bercak merah, cokelat, kehitaman sedikit menonjol dari permukaannya yaitu sarkoma kaposi pada lidah. bercak-bercak kandidiasis selain sering pada DM, juga pada leukemia dan AIDS.

Lidah yang sianotik terdapat pada kelainan jantung (misalnya dekompensasi kordis kiri) atau obstruksi saluran pernapasan (misalnya  penyakit saluran pernapasan obstruktif), atau pada keracunan darah misalnya methemoglobinemia, sulfhemoglobinemia, keracunan CO, CN.

Sikatrik pada lidah mungkin dijumpai pada penderita epilepsi karena lidah sering tergigit sewaktu mendapat serangan kejang.

Tremor lidah pada hipertiroidisme, penyakit parkinson atau anxietas. pada kelumpuhan nervus XII lidah mengalami deviasi ke arah sisi yang sakit bila dijulurkan. vena-vena di lidah membesar atau menonjol karena berdilatasi, pada dekompensasi kordis kiri.

h. mukosa mulut dan palatum

Periksa dan laporkan warna, bercak-bercak atau efloresensi, dan adanya kelainan

Warna normal pink, pucat pada anemia, merah pada radang, sianotik pada kelainan jantung atau saluran pernapasan

Bercak koplik yaitu bercak sebesar ujung jarum pentul berwarna putih kelabu, dikelilingi zona merah biasanya di mukosa bukal berhadapan dengan gigi molar bawah, merupakan tanda dini dari penyakit morbili.

Noma ialah gangren progresif destruktif pada mukosa bukal hingga menyebabkan perforasi mukosa tersebut, dijumpai pada anak-anak yang menderita malnutrisi berat.

Ulkus atau perforasi pada palatum mungkin disebabkan oleh sifilis.

                        




Uvula

  • Periksa dan laporkan warna, ukuran, gerak atau pulsasi
  • Pada peradangan berwarna merah dan memanjang
  • Pada insufisiensi katup aorta (AI), tampak pulsasi yang sinkron dengan denyut jantung (tanda Muller)
Faring
  • Periksa dan laporkan warna dan adanya kelainan
  • Pada peradangan merah mungkin disertai bercak-bercak kotoran (detritus)
  • Pada difteri terdapat selaput atau membran berwarna putih kelabu yang melekat erat sulit dilepaskan dari dinding faring dan mudah berdarah
Tonsil
  • Tonsil yang normal adalah T1-T1,, bila telah diangkat disebut T0-T0


Pada peradangan tonsil membesar, berwarna merah, mungkin terdapat detritus. bila kedua tonsil amat besar disebut T3-T3.

Bau napas
  • Pada uremia berbau seperti urine atau amoniak
  • Pada asidosis seperti misalnya pada DM yang tak terkendali napas berbau aseton
  • Pada gagal hati napas berbau busuk (foetor hepaticus atau musty smell)
  • Pada difteri berbau tikus (mousy smell).
Bau napas disebabkan pula oleh kelainan pada gigi, lidah, gusi, hidung, sinus, pada paru misalnya pada bronkiektasis, pada lambung misalnya karsinoma lambung dan dapat juga terjadi karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang berbau atau habis merokok



Daftar pustaka :

  1. Natadidjaja H. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Penyakit Dalam. Binarupa Aksara; Jakarta: 2012. hal 80-103

No comments:

Post a Comment