Friday 18 November 2016

HEMORAGI

Hemoragi didefinisikan sebagai keluarnya darah dari pembuluh darah (ekstravasasi) yang bisa timbul pada berbagai keadaan. seperti yang telah dijelaskan sebelumnyam perdarahan kapiler bisa terjadi pada jaringan yang kongestif menahun. Risiko hemoragi ( yang sering terjadi setelah suatu trauma ringan) meningkat pada berbagai kelainan klinis yang kesemuanya disebut sebagai diatesis hemoragik. Trauma aterosklerosis, atau erosi dinding pembuluh darah oleh proses radang ataupun neoplastik juga dapat menyebabkan hemoragi, yang bisa cukup luas bila yang terkena adalah pembuluh darah arteri atau vena yang besar.

Hemoragi bisa tampak dalam berbagai penampilan dengan akibat klinis yang berbeda.

  • Hemoragi bisa eksternal atau terakumulasi di dalam jaringan sebagai hematoma, yang bisa bervariasi dari ringan (misalnya memar) hingga berat dan fatal (misalnya suatu hematoma retroperitoneal yang masif akibat ruptur dari aneurisma aorta/ dissecting aortic aneurysm. Terdapat berbagai istilah yang dipakai untuk perdarahan luas di dalam rongga-rongga tubuh yang berkaitan dengan lokasi hemotorak, hemoperikardium, hemoperitoneum atau       hemartrosis (pada sensi-sendi). perdarahan luas kadang-kadang bisa menimbulkan jaundice oleh penghancuran eritrosit dn hemoglobin yang masif.
  • Petekie merupakan hemoragi kecil (berdiameter 1 hingga 2 mm) pada kulit, membran mukosa dan permukaan serosum. penyebabnya antara lain rendahnya jumlah trombosit (trombositopenia), kelainan fungsi trombosit dan hilangnya dukungan dinding pembuluh darah, seperti pada defisiensi vitamin B.

  • Purpura merupakan hemoragi yang agak luas (3 mm hingga 5 mm). purpura dapat disebabkan oleh kelainan yang sama dengan yang menyebabkan petekie, seperti trauma, peradangan pembuluh darah (vasculitis) dan meningkatnya kerentanan pembuluh darah.
  • Ekimosis adalah hematoma subkutan yang lebih luas (1 cm hingga 2 cm) secara umum disebut memar. eritrosit yang ekstravasasi difagosit dan didegradasi oleh makrofag, perubahan warna memar yang karakteristik disebabkan oleh konversi enzimatik hemoglobin (berwarna merah-biru) menajdi bilirubin (berwarna hijau-biru) dan akhirnya menjadi hemosiderin (cokelat keemasan)

Kepentingan klinis setiap perdarahan tergantung pada jumlah darah yang hilang dan kecepatan perdarahan. kehilangan darah yang cepat hingga mencapai 20% volume darah atau kehilangan jumlah yang lebih besar secara perlahan-lahan, pada orag dewasa yang sehat hanya sedikit pengaruhnya, akan tetapi kehilangan yang lebih besar bisa menyebabkan syok hemoragik (hipovolemik). Lokasi timbulnya perdarahan juga penting, perdarahan yang berpengaruh kecil pada jaringan subkutis bisa menyebabkan kematian bila terjadi di otak. Akhirnya, kehilangan darah eksternal yang berulang dan menahun (seperti pada ulkus peptikum atau perdarahan menstruasi) sering berujung pada anemia defisiensi besi sebagai akibat dari hilangnya zat besi pada hemoglobin. sebaliknya, perdarahan internal (misalnya pada hematoma) tidak akan menyebabkan defisiensi besi oleh karena besi akan didaur ulang dari sel darah merah yang difagositosis.


Referensi : Buku Ajar Patologi Robbin. edisi 9, Singapore; Elsevier; 2015; hal 74-75

No comments:

Post a Comment