Saturday 22 October 2016

RADANG AKUT

Respons radang akut adalah terkumpulnya leukosit dan protein plasma di tempat jejas. sampai di tempat tersebut, leukosit akan memusnahkan agen penyebab dan memulai proses pencernaan dan pembersihan jaringaan nekrotik.

Radang akut mempunyai dua komponen utama :

  • Perubahan vaskular, perubahan pada rongga kaliber pembuluh yang mengakibatkan petambahan aliran darah (vasodilatasi) dan perubahan pada dinding pembuluh yang memungkinkan protein plasma keluar dari pembuluh darah (peningkatan permeabilitas vaskular). juga terjadi pengaktifan sel endotel, yang menyebabkan perlekatan leukosit meningkat dan migrasi leukosit melalui dinding pembuluh
  • Akibat pada sel : terjadi emigrasi leukosit keluar dari sirkulasi dan akumulasi di tempat cedera ( pengumpulan sel), diikuti oleh pengaktifan leukosit, untuk mengeliminasi agen yang merugikan. leukosit utama pada radang akut adlah neutrofil (leukosit polimorfonukleus)
Stimulus radang akut 

Reaksi radang akut dapat dipicu oleh berbagai stimulus :
  • Infeksi ( bakteri, virus, jamur, parasit) merupakan penyebab radang tersering dan terpenting dalam klinis
  • Trauma (tumpul ata tajam) dan berbagai agen fisis dan kimia (misalnya jejas termal, seperti luka bakar atau luka pembekuan, radiasi, toksisitas akibat pengaruh kimia lingkungan) akan mencederai sel tubuh dan memicu reaksi radang
  • Nekrosis jaringan (akibat semua sebab), termasuk iskemia (seperti pada infark miokardium) dan jejas fisis dan kimia
  • Benda asing (Serpihan, kotoran, jahitan, deposit, kristal)
  • Reaksi imun (juga disebut reaksi hipersensitif) terhadap substansi lingkungan atau terhadap jaringan "sendiri". karena stimulus untuk respons radang ini tidak dapat dieliminasi atau dicegah, maka reaksi itu cenderung menetap, dengan gambaran reaksi radang kronik. istilah "penyakit  radang akibat reaksi imun" dipergunakan untuk kelompok kelainan ini.
Walaupun setiap stimulus menginduksi reaksi dengan gambaran tertentu, namun pada umumnya semua reaksi radang memberikan gambaran dasar yang sama.

Pengenalan Mikroba, Sel Nekrotik, dan Benda Asing

Pertanyaan dasar berkaitan dengan aktivasi respons tubuh adalah bagaimana sel itu mengenali agen yang dapat merugikan seeprti mikroba di dalam jaringan. diperkirakan bahwa mikroba dan sel mati mengeluarkan "sinyal bahaya" yang membedakan mereka dari jaringan normal dan terjadi mobilisasi respons tubuh. sekarang diketahui bahwa fagosit, sel dendrit (sel pada jaringan ikat dan organ yang menangkap mikroba dan memulai respons terhadapnya}, dan banyak sel lain, seperti sel epitel, mengekspresikan reseptor yang dibentuk untuk mampu merasakan keberadaan patogen infektif dan substansi yang dikeluarkan oleh sel mati. reseptor tersebut disebut " reseptor pengenalan struktur" sebab reseptor itu mengenal struktur (misalnya struktur molekul yang umumnya dijumpai pada banyak mikroba atau sel amti. dua kelompok reseptor ini yang terpenting ialah :

  • Toll-like receptor (TLR) merupakan sensor mikroba disebut kelompok Toll, dijumpai pada drosophila. ada sepuluh TLR mamalia yang mengenal produk bakteria (misalnya endotoksin dan DNA bakteri), virus (misalnya RNA rantai ganda) dan patogen lainnya. TLR terletak di membran plasma dan endosom, sehingga dapat mendeteksi mikroba ekstrasel dan yang telah dicerna. mereka dibantu oleh molekul sitoplasma dan molekul membran dari beberapa kelompok lain, yang mampu mengenali produk mikroba. TLR dan reseptor lain mengenali produk dari berbagai jenis mikroba sehingga membentuk pertahanan terhadap semua patogen infeksius.. pengenalan mikroba oleh reseptor ini mengaktifkan faktor tranksripsi yang memicu produksi sejumlah protein yang disekresi dan protein membran. termasuk protein tersebut adalah mediator radang, sitokin antivirus (interferon) dan protein yang memicu aktivitas limfosit dan respons imun yang lebih poten
  • Imflammasome merupakan komplek multi protein sitoplasma yang mengenali produk sel mati, seperti asam urat dan ATP ekstrasel, juga kristal dan beberapa produk mikroba. terpicunya imflammasome akan mengakibatkan enzim kaspase-1, yang akan memecah bentuk prekursor sitokin radanf interleukin-1β (IL-1β) menjadi bentuk biologis aktif. IL-1 merupakan mediator penting untuk pengumpulan leukosit pada respons radang akut, dan leukosit akan melakukan fagosistosis dan menghancurkan sel mati. penyakit sendi gout disebabkan oleh pengendapan kristal urat yang akan dicerna oleh fagosit dan mengaktifkan inflammasome, sehingga terbentuk produk IL-1 dan radang akut. Antagonis IL-1 meupakan terapi efektif pada kasus gout yang resisten terhadap pengobatan dengan anti radang konvensional. penelitian terakhir menunjukkan bahwa kristal kolesterol dan asam lemak bebas juga mengaktifkan inflammasome, sehingga diperkirakan bahwa IL-2 memainkan peran penting pada beberapa penyakit yang sering ditemukan misalnya atreosklerosis (dihubungkan dengan pengendapan kristal kolesterol pada dinding pembuluh darah) dan diabetes tipe 2. penemuan ini memberi harapan untuk pengobatan penyakit-penyakit ini dengan cara menghasilkan IL-1.

Perubahan Vaskular

Reaksi vaskular utama pada radang akut adalah peningkatan aliran darah yang terjadi sekunder akibat dilatasi pembuluh dan peningkatan permeabilitas vaskular, kedua hal ini dirancang untuk membawa sel darah dan protein menuju tempat infeksi atau tempat jejas. pada tahapa wal, stimulus yang merugikan seperti mikroba dihadapi oleh makrofag dan sel lain di jaringan ikat, kemudian akan diikuti reaksi avskular yang dipicu oleh interaksi ini dan akan mendominasi respons fase awal.

Perubahan Rongga Vaskular dan Pembuluh darah
Perubahan pada pembuluh terjadi segera setelah infeksi atau jejas namun kecepatan terjadinya berbeda, tergantung pada jenis dan beratnya stimulus awal peradangan.
  • Setelah vasokonstriksi sebentar (berlangsung hanya beberapa detik) terjadi vasodilatasi arteriol, yang mengakibatkan peningkatan aliran darah setempat sehingga pada bagian ujung daerah kapiler penuh berisi darah. ekspansi vaskular ini akan memberi warna merah (eritema) dan rasa panas merupakan tanda khas radang akut dan disebutkan sebagai dua tanda kardinal (utama) pada radang akut.
  • Pembuluh darah kecil menjadi lebih permeabel dan cairan kaya protein akan mengalir keluar ke jaringan ekstravaskular. hal ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi sel darah merah di darah yang mengalir, sehingga meningkatkan viskositas darah dan memperlambat aliran darah. keadaan ini tampak secara mikroskopik tampak banyak pembuluh darah kecil yang melebar dan berisi penuh dengan sel darah merah dan disebut stasis.
sumber : Buku Ajar Patologi Robbins, edisi 9. halaman 31-33