Thursday, 24 December 2015

PEMERIKSAAN LEHER

Pada pemeriksaan yang dilaporkan adalah bentuk, gerak dan refleks, kelenjar getah bening, kelenjar tiroid, A.karotis, V. jugularis eksterna, dan trakea

Leher relatif pendek pada bayi dan anak kecil, miksedema, sindroma cushing, kretin. benjolan atau pembesaran di leher dapat disebabkan oleh pembesaran kelenjar getah bening, kelenjar tiroid, aneurisma arteri karotis, kista (bronkiogenik, higroma, kista dermoid da sebagainya).

Keterbatasan gerak leher dapat disebabkan kelainan vertebra servikalis, otot-otot leher, tetanus atau menderita rertrofaringeal abses. posisi kepala abnormal akibat kekakuan atau pendeknya otot leher (M. sternokleidomastoideus) unilateral, disebut tortikolis.

Pada adanya rangsangan meningeal seperti meningitis misalnya, terdapat kaku kuduk dan refleks brudzinsky I positif (bila leher difleksikan, terjadi fleksi di sendi paha dan lutut kedua tungkai secara bersamaan).

Pemeriksaan kelanjar tiroid dilakukan dengan inspeksi, palpasi (posisi pemeriksa berada di belakang pasien), pasien disuruh menelan ludah. untuk memastikan kelenjar tiroid atau bukan, kelenjar tiroid bergerak naik bila pasien melakukan gerak menelan. tentukan besar tiroid, konsistensi, permukaan, kulit di atasnya, nyeri tekan atau tidak, dan suhu. auskultasi dengan stetoskop untuk mencari terdengar tidaknya bruit. pembesaran kelenjar tiroid disebut struma (goiter) yang mungkin bersifat toksik (hipertiroidisme) atau non toksik (eutiroid atau hipotiroidisme).

  








Arteri karotis dalam keadaan normal tidak tampak berdenyut, tetapi denyutnya dapat diraba. bila tampak berdenyut kemungkinan menderita insufisiensi katup aorta (AI), hipertensi, hipertiroidisme, anemia berat, koarktasio aorta, pada orang saat melakukan aktivitas fisik berat dan karena emosi. pada AI denyut dapat sangat hebat sekali sehingga leher pasien itu seolah turut bergoyang sinkron dengan denyut jantung. ini disebut honmo pulsans. pada stenosis katup aorta (AS), A. karotis tampak bergetar setiap kali sistolik jantung, disebut carotid shudder.

Bila denyut arteri karotis tidak teraba, mungkin disebabkan karena adanya tumor yang menekan arteri itu, ada trombus atau emboli.

                


Vena jugularis diperiksa untuk menentukan tingginya tekanan di atrium kanan yang dapat ditetapkan dengan melihat tingginya kolom pengisian darah di vena jugularis. pasien diminta berbaring terlentang, leher rileks, lalu bendunglah vena di daerah proksimal (di atas klavikula), sampai vena tidak tampak jelas kemudian bendunglah dengan jari di sebelah distal yaitu di bawah dagu kemudian bendungan di atas klavikula dilepas. perhatikan ujung kolom darah di dalam vena dan berilah tanda. tetapkan dengan penggaris jarak antara ujung kolom darah tadi ke garis atau bidang horizontal yang melalui angulus sternalis ludovici. jika ujung kolom darah di vena terletak di atas garis horizontal, diberi tanda plus (+), bila dibawahnya diberi tanda minus (-)., sedangkan garis horizontal yang melalui angulus sternalis ludovici diberi nilai 5cm H2O.

JVP (Jugular venous return) normal adalah hingga 3cm di atas bidang horizontal atau ditulis sebagai 5+3 cm H2O.

            

Bila JVP lebih tinggi dari 5+3 cm H2O, JVP dianggap meningkat dan dijumpai pada dekompensasi kordis kanan, perikarditis konstriktiva, insufisiensi katup trikuspidalis (TI), atau karena adanya tumor di mediastinum yang menekan vena kava superior (disebut sindrom vena kava superior). semakin tinggi JVP, semakin berat keadaan sakitnya.

Letak trakea diraba dan pada keadaan normal trakea berada di tengah leher atau insisura jugularis sterni. bila letaknya tidak di tengah-tengah, kemungkinan trakea terdorong atau tertarik oleh suatu proses di mediatinum atau paru seperti misalnya efusi pleura (mendorong ke sisi yang sehat), fibrosis paru (menarik ke sisi yang sakit), atelektasis paru (menarik ke sisi yang sakit).

                         


Pada aneurisma aorta, mungkin teraba trakeal tug yaitu denyutan yang agak mendorong ke atas, sinkron dengan sistolik jantung (pasien diperiksa dalam posisi duduk atau tegak dan wajah agak menegadah).








No comments:

Post a Comment