Gangguan cemas
menyeluruh merupakan gangguan yang sering dijumpai pada klinik psikiatri.
Kondisi ini terjadi sebagai akibat interaksi faktor-faktor biopsikososial,
termasuk kerentanan genetic yang berinteraksi dengan kondisi tertentu, stress
atau trauma yang menimbulkan sindroma klinis yang bermakna
Angka prevalensi untuk
gangguan cemas menyeluruh 3-8% dan rasio antara perempuan dan laki-laki sekitar
2:1. Pasien gangguan cemas menyeluruh sering memiliki komorbiditas dengan
gangguan mental lainnya seperti gangguan paik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan
stress pasca trauma dan gangguan depresi berat.
1.
Batasan
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized anxiety disorder, GAD)
merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang
berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistis terhadap
berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini hamper dialami sepanjang
hari, berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan. Kecemasan yang dirasakan
sulit untuk dikendalikan dan berhubungan dengan gejala-gejala somatic seperti ketegangan
otot, iritabilitas, kesulitan tidur dan kegelisahan sehingga menyebabkan
penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial.
2.
Etiologi
· Teori biologi
Area otak yang diduga terlibat pada
timbulnya GAD adalah lobus oksipitalis yang mempunyai reseptor benzodiazepine
tertinggi di otak. Basal ganglia, system limbik dan korteks frontal juga
dihipotesiskan terlibat pada etiologi timbulnya GAD. Pada pasien GAD juga
ditemukan system serotonergik yang abnormal. Neurotransmiter yang berkaitan
dengan GAD dalah GABA, serotonin, norepinefrin, glutamate dan kolesitokinin
Pemeriksaan PET (Positrn emission
tomography) pada pasien GAD ditemukan penurunan metabolisme di ganglia basal
dan massa putih otak
· Teori genetik
Pada sebuah studi didapatkan bahwa
terdapat hubungan genetic pasien GAD dan ganggan deprsei mayor pada pasien
wanita. Sekitar 25% dari keluarga tingkat pertama penderita GAD juga menderita
gangguan yang sama. Sedangkan penelitian pada pasangan kembar didaptkan angka
50% pada kembar monozigotik dan 15% pada kembar dizigotik
· Teori psikoanalitik
Teori analitik menghipotesiskan bahwa
anxietas adalah gejala dari onflik bawah sadar yang tidak terselesaikan. Pada
tingkat yang paling primitive anxietas dihubungkan dengan perpisahan dengan
objek cinta pada tingkat yang lebih matang lagi anxietas dihubungkan dengan
kehilangan cinta dari objek yag penting. Anxietas kastrasi berhubungan dengan
fase oedipal sedangkan anxietas superego merupakan ketakutan seseorang untuk
mengecewakan nilai dan pandangannya sendiri (merupakan anxietas yang paling
matang).
· Teori kognitif perilaku
Penderita GAD berespons secara salah dan
tidak tepat terhadap ancaman, disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap
hal-hal negatif pada lingkungan, adanya distorsi pada pemprosesan informasi dan
pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk menghadapi ancaman
3. Diagnosis
Kriteria diagnostik gangguan cemas
menyeluruh menurut DSM IV-TR
a. Kecemasan
atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hamper setiap hari, terjadi
selama sekurang-kurangnya 6 bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian
(seperti pekerjaan atau aktivitas sekolah)
b. Penderita
merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya
c. Kecemasan
dan kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari 6 gejala berikut ini (dengan
sekurang-kurangnya beberapa gejala lebih banyak terjadi selama 6 bulan
terakhir)
1. Kegelisahan
2. Merasa
mudah lelah
3. Sulit
berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. Iritabilitas
5. Ketegangan
otot
6. Gangguan
tidur (sulit tertidur atau tetap tidur gelisah dan tidak memuaskan)
d. Fokus
kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan aksis I, misalnya
kecemasan atau ketakutan adalah bukan tentang menderita suatu serangan panik (Seperti pada gangguan panik), merasa malu pada situasi umum (seperti pada
fobia sosial), terkontaminasi ( seperti pada gangguan obsesif kompulsif,
merasa jauh dari rumah atau sanak saudara dekat (seperti gangguan cemas
perpisahan), penmbahan berat badan (seperti pada anoreksia nervosa), menderita
keluhan fisik berganda (seperti pada gangguan somatisasi) atau menderita
penyakit serius (seperti pada hipokondriasis) serta kecemasan dan kekhawatiran
tidak terjadi semata-mata selama gangguan stress pasca trauma.
e. Kecemasan,
kekhawatiran atau gejala fisik menyebaban penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan pada fungsi social, pekerjaan atau fungsi penting lain
f. Gangguan
yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya penyalahgunaan zat, medikasi) atau kondisi medis umum (misalnya
hipertiroidisme dan tidak terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood, gangguan psikotik atau gangguan
perkembangan pervasif.
4.
Gambaran
klinis
Gejala utama GAD adalah
anxietas, ketegangan motorik, hiperaktivitas autonomk dan kewaspadaan secara
kognitif. Kecemasan bersifat berlebihan dan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan pasien. Ketegangan motorik bermanifestasi sebagai bergetar, kelelahan
dan sakit kepala. Hiperaktivitas autonomy timbul dalam bentuk pernafasan yang
pendek, berkeringat, palpitasi dan disertai gejala saluran pencernaan. Terdapat
juga kewaspadaan kognitif dalam bentuk iritabilitas.
Pasien GAD biasanya
datang ke dokter umum karena keluhan somatik atau datang ke dokter spesialis
karena gejala spesifik seperti diare kronik. Pasien biasanya memperlihatkan
perilaku mencari perhatian (seeking behavior). Beberapa pasien menerima
diagnosis GAD dan terapi yang adekuat, dan beberapa lainnya meminta konsultasi
medik tambahan untuk masalah-masalah mereka
5.
Diagnosis
banding
Gangguan cemas
menyeluruh perlu dibedakan dari kecemasan akibat kondisi medis umum maupun
gangguan yang berhubungan dengan penggunaan zat. Diperlukan pemeriksaan medis
termasuk tes kimia darah, elektrokardiografi dan tes fungsi tiroid. Klinisi
harus menyingkirkan adanya intoksikasi kafein, penyalahgunaan stimulansia,
kondisi putus zat atau obat seperti alkohol, hipnotik-sedatif dan anxiolitik.
Gangguan
psikiatrik lain yang merupakan diagnosis banding GAD adalah gangguan panic,
fobia gangguan obsesif kompulsif, hipokondriasis, gangguan somatisasi, gangguan
penyesuaian dengan kecemasan dan gangguan kepribadia. Membedakan GAD dengan
gangguan depresi dan distimik tidak mudah dan gangguan-gangguan ini seringkali
terdapat bersama-sama GAD.
6.
Terapi
a. Farmakoterapi
· Benzodiazepine
Merupakan pilihan obat pertama.
Pemberian benzodiazepine dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai
mencapai respons terapi. Penggunaan sediaan dengan waktu paruh menengah dan
dosis terbagi dapat mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan. Lama pengibatan
rata-rata adalah 2-6 minggu, dilanjutkan dengan masa tapering off selama 1-2
minggu.
· Buspiron
Buspiron efektif pada 60-80% penderita
GAD. Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding gejala
somatic pada GAD. Tidak menyebabkan withdrawal. Kekurangannya adalah efek
klinisnya baru terasa 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita GAD yang sudah
menggunakan benzodiazepine tidak akan memberikan respons yang baik dengan
buspiron. Dapat dilakukan penggunaan bersama antara benzodiazepine dengan
buspiron kemudian dilakukan tapering benzodiazepine
setelah 2-3 minggu, disaat efek terapi buspiron sudah mencapai maksimal.
· SSRI (Selective serotonis re-uptake inhibitor)
Sertralin dan paroxetine merupakan
pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat. SSRI efektif
terutama pada pasien GAD dengan riwayat depresi.
b. Psikoterapi
· Terapi kognitif perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien
secara langsung mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, menegnali
gejala somatik secara langsung. Teknik utama yang digunakan pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
· Terapi suportif
Pasien diberikan reassurance dan keyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan
belum tampak, didukung egonya agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi
social dan pekerjaannya
· Psikoterapi berorientasi tilikan
Terapi ini mengajak pasien untuk
mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik egostrength, relasi obyek,
serta keutuhan self pasien. Dari pemahaman akan komponen-komponen tersebut,
kita sebagai terapis dapat memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah untuk
menjadi lebih matur, bila tidak tercapai, minimal kita memfasilitasi agar
pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya
7. Prognosis
Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan
kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup. Sebanya 25% penderita akhirnya
mengalami gangguan panik, juga megalami gangguan depresi mayor
Referensi : Buku Ajar Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: FKUI; 2017
No comments:
Post a Comment