ENTAMOEBA HISTOLITICA
|
BALANTIDIUM COLI
|
GIARDIA LAMBLIA
|
|
MORFOLOGI
|
Terdapat 3 bentuk à Entamoeba histolytica bentuk :
·
Trofozoit
·
Kista
·
Prakista
Bentuk trofozoit à bentuk
aktif, dapat tumbuh dan berkembang biak mencari makan dan bersifat invasive
Entamoeba bergerak denagn menonjolan
ektoplasmanya (pseudopodi) sehingga bentuk trofozoit selalu berubah
|
·
Balantidium coli merupakan satu-satunya
kelas ciliata yang bersifat parasite dan diantara protozoa usus mempunyai
ukuran paling besar
·
Mempunyai 2 bentuk : Trofozoit dan kista
|
·
Nama lain à lamblia
intestinalis atau giardia intestinalis
·
Terdiri dari 2 bentuk : trofozoit dan
bentuk kista
|
Trofozoit
|
· Berukuran
sekitar 18 um-40 um
· Sitoplasma
trofozoit entamoeba histolytica terdiri dari ektoplasma yang jernih dan
endoplasma yang bergranula
· Trofozoit
mempunyai inti dengan bentuk bulat berdiameter 4-6 um
· Membrane
inti yang dilekati oleh butir kromatin yang halus dan rata
· Anak inti
(nucleus, kariosom) Nampak seperti titik yang dikelilingi daerah terang
(halo) yang jelas dan terletak sentral
|
· Bentuk
seperti kantong, oval dengan salah satu kutubnya lebih membulat dan Nampak
transparan
· Berukuran
panjang antara 60-70 um dan lebar antara 40-5- um
· Permukaan
trofozoit ditutup oleh silia dan digunakan sebagai alat gerak
· Pada bagian
anterior trofozoit terdapat cekungan disebut peristom, yang didalamnya
terdapat stostom yang bisa memendek dan mengembang
· Bagian
posterior torfozoit terdapat cytopage, jalan untuk pembuangan sisa makanan
mekipun balantidium coli tidak mempunyai usus
· Balantidium
coli mempunyai dua inti (nucleus), makronukleus yang berukuran besar mirip
ginjal (telepon) dan micronucleus berukuran seperti bintik kecil yang
terdapat pada cekungan macronucleus
· Pencernaan
trofozoit dilengkapi vakuol kontraktil untuk fungsi eksresi
|
· Trofozoit
berbentuk bilateral simetris dari pandangan depan mirip seperti buah pir,
dari pandangan samping berbentuk seperti sendok, bagian anterior membulat dan
bagian posterior meruncing
· Bagian
dorsal mempunyai permukaan yang cembung dan bagian ventral cekung dilengkapi
batil isap berbentuk seperti cakram cekung yang menempati setengah bagian anterior
tubuhnya
· Bagian
anterior terdapat sepadang inti yang ebrbentuk oval dengan anaak inti di
tegah atau butir kromatin yang menyebar di plasma inti
· Sepasang
inti mirip seperti mata burung hantu
· Trofozoit
dilengkapi alat gerak berupa empat pasang flagel yang berasal dari empat
pasang blefaroplast
· Sepasang flagel
lateral berasal dari dua blefaroflast lateral di antara dua inti dan kedua
aksonema mengarah ke anterior saling menyilang di garis tengah dan melalui
lengkungan di tepi batil isap, kemudian masing-masing keluar dari sisi
lateral kanan dan kiri
· Dari dua
blefaroplast median keluar sepasang aksonema yang agak tebal disebut
aksostil, mengarah ke posterior dan keluar dari ujung posterior
· Flagel ventral
merupakan aksonema pendek yang berasal dari sepsang blefaroplast yang
letaknya di tengah dua batil isap
· Terdapat juga
dua benda parabasal berbentuk batang melengkung terletak melintang sebelah posterior
dari batil isap
|
Kista
|
·
Bentuk tidak aktif
·
Berbentuk bulat, diameter 12-15 um
mempunyai dinding dari hialin
· Mempunyai
1-4 inti
· Kadang
ditemukan benda kromatoid (chonatoid
bar) seperti batang membulat di ujungnya
· Kadang juga
ditemukan suatu vakuol glikogen yang besar yang bila dicat larutan iodin akan
berwarna cokelat kemerahan
|
Stadium kista à
·
Berbentuk bulat
·
Diameter 50 um
·
Diliputi dua lapis dinding kista
·
Sitoplasma bergranuler
·
Terdapat makronukleus dan mikronukleus
|
·
Kista giardia lamblia berbentuk oval dengan
ukuran 8-12 um, berdinding tipis tetapi kuat
·
Sitoplasma bergranula halus dan tidak
melekat dengan dinding kista
·
Kista yang baru terbetuk memiliki 2 inti,
dan kista matang berinti empat, inti terletak pada satu kutub
·
Pada saat pembentukan kista, trofozoit
menarik flagel ke dalam aksonema, sehingga sisi flagel meninggalkan empat
pasang bentukan mirip bulan sabit
|
Prakista
|
· Merupakan bentuk peralihan dari bentuk trofozoit ke bentuk kista, berbentuk bulat atau
agak lonjong
· Berukuran
10-20 um dengan pseudopodi yang tumpul
|
||
HABITAT
|
Manusia merupakan inang definitive utama
Entamoeba histolytica hidup dan tinggal di lumen
usus besar dengan menembus mukosa usus besar
|
Lumen usus besar
Menginvasi mukosa usus baik pada manusia
maupun pada babi, anjing atau primata
|
Di usus halus terutama di duodenum dan
jejunum bagian atas dengan melekatkan diri pada mukosa usus, kadang di
saluran dan kandung empedu
|
BENTUK INFEKTIF
|
Bentuk kista
matang yang mempunyai 4 inti
|
Stadium kista
|
Kista matang
dengan empat inti
|
CARA INFEKSI
|
Per-oral
·
Tertelan melalui makanan, air minum, atau
tangan yang tercemar bentuk kista matang
·
Lalat dan lipas membawa tinja penderita
dapat bertindak sebagai karier mencemari makanan atau air minum
|
Per-oral
· Tertelan melalui
makanan, air minum atau tangan yang terkontaminasi kista Balantidium coli
|
Per-oral tertelan bentuk infektif melalui
makanan, air minum atau tangan yang tercemar kista matang yang dibawa lalat
atau lipas
|
DAUR HIDUP
|
· Infeksi
terjadi bila menelan kista matang
· Sesampai di
usus halus bagian bawah terjadi ekskitasi dan secara cepat metakista membelah
menjadi 8 amuba kecil (amubula, amoebulae)
· Awalnya dari
satu kista akan terbentuk satu amuba berinti empat (Tetranucleate amoeba),
kemudian berkembang menjadi delapan amubula
· Amubula
menuju lumen usus besar dan dapat melakukan invasi memasuki mukosa usus,
hidup di lumen besar tanpa melakukan invasi atau berubah mengalamu enkistasi
menajdi bentuk prakista yang berlanjut menjadi bentuk kista
· Daur hidup
Entamoeba histolytica berlangsung melalui 3 tahapan à ekskistasi,
enkistasi dan multiplikasi
· Ekskistasi
Terjadi perubahan bentuk dari bentuk kista
ke bentuk trofozoit yang dimulai saat kista berada di lumen usus halus,
dimana satu kista yang berisi empat berkembang à 8 amubula à 8 trofozoit
· Enkistasi
Di lumen usus besar, trofozoit à kista
· Multiplikasi
Hanya terjadi pada bentuk trofozoit selama
berada di mukosa usus besar, dengan cara belah diri sederhana (simple binary
fission), 1 trofozoità 2 trofozoit
|
· Infeksi pada
manusia biasanya tertelan kista infekstif Balantidum coli yang terdapat pada
tinja babi yang mencemari makanan, air minum atau tangan
· Di usus
halus kista infektif mengalami ekskistasi dan sementara menuju usus besar
berkembang menjadi stadium trofozoit yang kemudian menembus mukosa usus besar
dengan gerakan berputar pada porosnya dan memulai proses reproduksi dengan
cara pembelahan (binary transverse fission) atau secara konjugasi
· Penembusan trofozoit
ke mukosa usus besar dapat berlanjut ke sub mukosa usus besar dan merusak
pembuluh darah sehingga timbul perdarahan
· Penembusan trofozoit
Balantidum coli ke mukosa usus
besar menyebabkan reaksi radang dan ulserasi (ulcerative colitis)
· Apabila kondisi
lingkungan usus ebsar kurang sesuai bagi hidup parasite, parasite tetap di
lumen susu besar atau keluar dari mukosa usus ebsar kembali ke lumen usus
besar dan berubah menjadi stadium kista
· Stadium trofozoit
dan stadium kista dapat keluar bersama tinja pada saat penderita buang air
besar
|
· Sesampai di
usus halus setelah bentuk kista tertelan, bentuk kista mengalami ekskitasi
berubah menjadi bentuk trofozoit dan akan memperbanyak diri setelah sampai di
duodenum
· Dan dengan
batil isap melekatkan diri pada mukosa usus halus
· Pada infeksi
bera giardia lamblia dapat meluas menempati saluran dan kandung empedu
· Bentuk
trofozoit hanya ditemukan dalam tinja cair, dan
· Bila tinja
mulai memadat trofozoit bergerak ke usus besar dan dalam perjalanan mengalami
enkistasi à kemudian kista keluar bersama tinja saat
penderita buang air besar
|
CARA BERKEMBANGBIAK
|
Belah diri sederhana (simple binary
fission), satu trofozoità 2 trofozoit
|
Binary transverse fission atau secara
konjugasi
|
Belah pasang longitudinal
|
NAMA PENYAKIT
|
· Amubiasis
usus (intestinal amubiasis)
· Disentri
amuba
|
Balantidiasis
|
Giardiasis
|
GEJALA KLINIK
|
·
Gejala dan keluhan yang timbul terutama
akibat invasi trofozoit ke mukosa usus besar terutama daerah ileosekal dan
daerah rektosigmoid
·
Invasi trofozoit menyebabkan terjadi ulkus
berbentuk bulat atau lonjong dengan ukuran dari sebesar ujung jarum sampai 3
cm, tepi ulkus tidak teratur dan dinding yang curam (undermined) dan ulkus
tampak seperti bentuk botol (flask-shaped ulcer) di permukaan
Nampak sempit tetapi di bagian dalam menggaung
·
Ulkus berisi bahan nekrotik berwarna
kekuingan atau kehitaman
·
Invasi trofozoit Entamoeba histolytica
dapat berlanjut ke submukosa dan dapat merusak pembuluh darah dan terjadi
perdarahan
·
Gejala amubiasis akut :
·
Berupa gejala disentri yang disertai nyeri
perut hebat (tenesmus) sebelum buang air besar
·
BAB 6-8 kali per hari
·
Tinja bercampur degan darah dan lender
disertai bau yang menyengat
·
Konsistensi tinja dapat cair (diareic),
setengah cair (semidiareic) atau padat
·
Dalam keadaan berat terkadang penderita BAB
hanya berupa datah dan lendir saja
·
Amubiasis kronis :
·
Selain pembentukan ulkus akan terjadi
regenerasi jaringan
·
Akibat regenarasi jaringan akan terjadi
jaringan parut dan dinding usus emnipis
·
Dapat pula terjadi perlekatan usus dengan
jaringan visera disekitarnya yang menyebabkan penebalan dinding usus yang
mudah diraba dari luar dan terjadi penyempitan lumen usus
·
Reaksi granulomatosis
pada penderita amubiasis usus kronis dapat menyebabkan pembentukan amuboma
(amoebic granuloma) yang mirip dengan tumor usus
·
Pada penderita yang tidak mendapat penanganan dengan baik
dapat terjadi penyebara amubiasis usus ke organ di luar usus (extra
intestinalis) baik secara hematogen (melalui aliran darah) maupun
perkontinuitatum (menyebar secara langsung) yang bermanifestasi berupa
terbentuknya abses
·
Penyebaran secara hematogen terjaid karena
amuba di submukosa usus besar masuk ke kapiler darah kemudian mengikuti alian
darah menuju organ-organ, organ hati à organ yang paling sering dituju pada
penyebaran amubiasis
|
Infeksi akut à
· Menunjukkan
gejala klinis dan infeksi berat dengan tinja berdarah dan berlendir
· Nyeri perut
dan kolik yang intermitten
· Tapi penderita tidak demam
Balantidiasis kronis
·
Asimptomatis
·
Kadang diare berulang, diselingi konstipasi
|
·
Trofozoit giardia lamblia yang melekat pada
mukosa usus halus tidak selalu menimbulkan gejala
·
Apabila terjadi kelainan biasanya hanya
akibat iritasi karena melekatnya trofozoit pada mukosa usus, terjadi vilus
yang memendek dan peradangan kripta dan lamina propria sehingga terjadi
malabsorbsi
·
Infeksi giardia lamblia à diare
disertai steatore tinja berlemak akibat gangguan absorbs lemak
·
Juga terjadi gangguan absorbsi karoten,
folat dan vitamin B12
·
Akibat penyerapan bilirubin oleh Giardia Lamblia akan menghambat
aktivitas lipase pankreatik
·
Gangguan fungsi absorbs usus halus disebut à sindroma
malabsorbsi ditandai dengan sekumpulan gejala berupa : perut kembung, abdomen
membesar tegang, mual, anoreksia, feses banyak berbau busuk, diikuti
dengan penurunan berat badan
|
DIAGNOSIS
|
· Pemeriksaan
specimen tinja
· Specimen
tinja bercampur darah, berlendir, dan berbau menyengat serta specimen tinja
tidak melekat pada pot à dicurigai amubiasis usus
· Dari
pemeriksaan tinja haus diteukan bentuk trofozoit dan bentuk kista Entamoeba histolytica
· Mungkin juga
ditemukan Kristal Charcot Leyden yang merupakan Kristal kumpulann dari
eosinophil yang bentuknya seperti jarum arloji
· Apabila pada
pemeriksaan ditemukan trofozoit amuba dengan morfologi inti yang tidak jelas
tetapi didalam endoplasma trofozoit ditemukan sel darah merah maka sudah
dapat dipastikan trofozoit tersebut adalah trofozoit Entamoeba histolytica
· Diagnosis
amubiasis ekstraintestinal ditegakkan dengan menemukan trofozoit entamoeba
histolytica pada dinding abses atau dari bahan aspirat abses
|
· Pemeriksaan specimen
tinja à untuk menemukan trofozoit atau kista Balantidium coli
|
· Pemeriksaan
specimen tinja untuk menemukan bentuk kista, bentuk trofozoit dapat ditemukan
pada tinja bila terjadi diare yang berat atau bila dilakukan pemeriksaan specimen cairan duodenum
|
PENGOBATAN
|
Amubiasis
usus
· Metronidazol
750 mg 3 kali sehari selama 5-10 hari
· Obat lain à Tinidazol
800 mg 3 kalis ehari selama 7-10 hari
· Ornidazol à 500-1000 mg 2 kali sehari, 10-12 hari
|
·
Metronidazole 750 mg, 3 kali sehari selama 5
hari
· Oksitetrasiklin
500 mg, dosis 4 kali sehari, selama 10 hari
|
Obat pilihan à
Metronidazol dosis dewasa 3x250 mg sehari diberikan 7 hari
|
Amubiasis hati
Metronidazole
merupakan obat pilihan, dosis 1.5-2.5 gram sekali sehari, 2-3 hari pengobatan
|
|||
PENCEGAHAN
|
· Mengingat
penularan amubiasis secara per-oral melalui makanan atau air minum yang
tercemar maka memasak dengan baik merupakan suatu pencegahan yang utama
· Diupayakan
kebersihan lingkungan agar terhindar dari lalat, lipas dan tikus
· Upaya
pencegahan tercemarnya sumber air minum atau sumur dari tinja atau limbah
rumah tangga
· Terhadap
penderita hars mendapatan pengobatan yang tepat dan benar agar tidak menjadi
karier dan menjadi sumber infeksi bagi penduduk sekitar
|
·
Menjaga higieni perseorangan dan kebersihan
lingkungan agar tercemar tinja babi
·
Memasak dengan baik makanan dan air untuk
minum dapat mencegah penularan parasite pada manusia
·
Perlu dijaga pembuanagn limbah dari
peternakan babi agar tidak mencemari tanah dan air yang digunakan oleh
penduduk di sekitar peternakan
|
·
Menggunakan air bersih, air dimasak karena
air yang dimasak pada suhu lebih dari 50oC dapat mematikan kista
·
Penggunaan larutan jodium 2% juga dapat mematikan
kista atau
·
Penggunaan filter dan khlorin untuk
desinfeksi air
·
Makan makanan yang dimasak, tidak makan
sayuran mentah, dan buah sebaiknya dikupas
·
Pembuanagn tinja yang benar
·
Bagi pendatang atau wisatawan ke tempat
daerah endemis perlu menggunakan air minum berupa air kemasan
|
Friday, 6 September 2019
ENTAMOEBA HISTOLYTICA, GIARDIA LAMBLIA dan BALANTIDIUM COLI
Labels:
PARASITOLOGI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment